TEKNOLOGI MENANAM PISANG
Pisang ditanam di dalam
botol?
P
|
isang
merupakan tanaman yang berasal dari India, Jazirah Malaya, dan Filipina; Hal
itu sebagaimana diungkapkan oleh para ahli botani. Ya, pisang merupakan buah
popular di dunia dicirikan dengan warna kulitnya yang kuning walaupun ada juga
yang berwarna hijau. Jenis-jenis pisang di dunia ini sangat banyak,
masing-masing varietas/jenis memiliki cirinya tersendiri. Tak Cuma itu sama
seperti kelapa, bagian-bagian dari tanaman pisang ini bisa dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan contohnya daun pisang untuk membungkus aneka makanan yang
dikukus/rebus, dan batang tanamannya dijadikan sebagai benda-benda lain yang
serbaguna, selain itu ada juga jantung pisang yang dijadikan sayur. Pisang mengandung
amilum yang baik untuk metabolisme, kandungan lain seperti vitamin D, zat besi
memperkaya kandungan alami dalam buah pisang.
Nama
latin atau ilmiah dari pisang yaitu Musa
Paradisca L. Tanaman pisang tergolong kedalam famili Musaceae dan ordo
Scitaminae, terdiri dari dua genus yaitu genus Musa dan Ensete. Pisang
merupakan tanaman yang berbuah hanya
sekali, kemudian mati. Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah
tanah (bongol) yang pendek. Dari mata
tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru. Buah pisang
termasuk buah buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna
hijau, kuning, atau coklat.
Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan
warna hitam. Buahnya dapat
dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang.
Kultur
in Vitro ialah merupakan cara menanam di dalam botol, tentunya dengan teknik
khusus agar dapat tumbuh baik. Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman untuk mengatasi kendala
dari perbanyakan secara konvensional. Kultur jaringan atau tissue culture berasal
dari dua kata yaitu kultur atau culture dan jaringan atau tissue. Kultur adalah
budidaya sedangkan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama. Teknik perbanyakan
menggunakan kultur jaringan tanaman merupakan teknik menumbuh-kembangkan bagian
tanaman, baik berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi yang aseptik secara
in vitro. Teknik tersebut dicirikan oleh kondisi kultur yang aseptik, penggunaan
media kultur buatan dengan kandungan nutrisi lengkap dan ZPT (Zat Pengatur
Tumbuh) serta kondisi ruang kultur yang suhu dan pencahayaannya terkontrol
(Yusnita, 2003).
Tehnik kultur jaringan didasarkan
pada teori totipotensi sel yang menyatakan bahwa
setiap sel merupakan suatu satuan otonomi yang memberikan informasi genetik
untuk tumbuh dan berkembang beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali
(Yusnita, 2003; Iliev dkk., 2010).
Windiastika (2013) menyebutkan
keunggulan dari tehnik kultur jaringan antara lain mampu menghasilkan bibit
tanaman dalam jumlah lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat, tidak
tergantung pada iklim dan cuaca, menghasilkan tanaman yang sehat dan bebas
cendawan maupun virus, mempertahankan sifat fisiologis dan morfologis tanaman
induk dan menekan genetic erosion serta memungkinkan dilakukannya manipulasi
genetik.
Perbanyakan tanaman pisang
melalui teknik kultur jaringan pisang dari satu mata tunas menghasilkan 500
atau lebih bibit pisang dalam waktu kurang lebih satu tahun (Yusnita, 2003).
Kultur jaringan terdiri dari
beberapa tahapan menurut (Windiastika (2013); Hartmann dkk. (2002); Yusnita
(2003), Ilev dkk. (2010) :
1. Tahap 0 – pemilihan dan
penyiapan tanaman induk sebagai sumber eksplan.
2. Tahap I – Culture
establishment (sterilisasi eksplan, penanaman eksplan di media kultur, dan
inisiasi tunas).
3. Tahap II – Multiplication (seperti
perbanyakan propagul, tunas aksilar, atau embrio).
4. Tahap III – Root formation (pemanjangan
akar dan pengakaran)
5. Tahap IV – Acclimatization (memindahkan
plantlet ke lingkungan eksternal).
Eksplan adalah bagian kecil dari
tanaman yang ditanam dan diperbanyak dengan teknik kultur jaringan. Eksplan
yang digunakan dalam teknik kultur jaringan harus memiliki kondisi fisiologi
yang tepat dan bebas penyakit. Selain itu jenis tanaman, bagian tanaman,
morfologi permukaan, lingkungan tumbuh, umur, kondisi tanaman, ukuran eksplan
serta musim pengambilan merupakan beberapa faktor keberhasilan dalam tahapan
kultur jaringan. Hartmann dkk. (2002) dan Yusnita (2003) menyebutkan bahwa
bagian tanaman yang sering digunakan dalam teknik kultur jaringan tanaman
adalah kalus, sel, protoplas, pucuk, bunga, daun, akar, umbi, biji atau
bagian-bagian biji seperti aksis embrio atau kotiledon. Anakan ‘sucker’ pada
bonggol dapat digunakan sebagai sumber eksplan pada kultur jaringan pisang.
Sumber
Referensi / Bacaan :
Anonim, Jurnal Ilmiah Botani dan Budidaya
perbanyakan Tanamam Pisang
Komentar
Posting Komentar